Brotherhood
Kamis, 07 Juni 2012
Sejarah Geng Motor Indonesia
Awalnya geng motor hanya kumpulan anak-anak
remaja yang hobi ngebut dengan motor, baik siang maupun malam
hari di Kota Bandung . Mereka melakukan balapan motor alias
trek-trekan di jalanan umum. Tapi kini, geng motor kini sudah
meresahkan masyarakat, karena sepak terjangnya makin beringas.
Kelompok ini sekarang sudah menyebar ke berbagai wilayah, meski
organisasi induknya tetap berada di Kota Bandung , Jawa Barat.
Untuk mengetahui, kenapa mereka berubah brutal dan jahat, kita
mesti lebih dulu mengetahui latarbelakang organisasinya dan
doktrin yang diterapkan saat mereka direkrut yang disebut sumpah.
Setiap anggota geng motor dalam sumpahnya, harus berani melawan
polisi berpangkat komisaris ke bawah. Anggota harus berani
melawan orangtuanya sendiri. Sumpah terakhir, anggota harus
bernyali baja dalam melakukan kejahatan.
Demikian tiga sumpah anggota geng motor di Bandung dalam buku
putihnya yang ditemukan polisi pada tahun 1999. Dokumen setebal
20 halaman yang diamankan Kapolwiltabes Bandung saat itu, Kolonel
(Kombes-Red) Yusuf Mangga Barani, nampaknya menjadi sumpah atau
patokan geng motor selama ini.
4 GENG TERKENAL Berdasarkan penyelidikan, ada empat geng terkenal
di Kota Bandung , yakni Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GBR),
Berigade Seven (Briges) dan Moonraker yang pada hakikatnya
memiliki ideologi sama, mencetak anggota dari kalangan siswa SMP
dan SMA menjadi remaja yang berperilaku jahat dan tak lepas dari
tiga sumpah di atas. Anggota bukan saja laki-laki, tetapi banyak
juga remaja putri yang senang ngumpul-ngumpul, berbaur dengan
putra.
Merujuk dari tiga poin doktrin geng motor tersebut, dapat
dimaklumi kalau mereka selalu berbuat jahat karena termotivasi
doktrin yang ada di kumpulanya itu. Hanya saja, aksi kejahatan
mereka kini semakin membabi buta. Bukan saja sebatas tawuran atau
merampas sepeda motor, tapi mereka sudah berani merampok dan
membunuh. Masalah kejahatan inilah yang kini jadi momok warga
Bandung untuk keluar pada malam hari. Dan sering membuat
kewalahan polisi untuk memberantasnya.
POTONG JARI Geng XTC berdiri pada tahun 1982 di Kota Bandung .
Dengan menancapkan bendera putih biru muda bergambarkan lebah itu
awalnya didirikan sekelompok anak SMA swasta elite di kota ini.
Rekruitmen anggota terus digenjot kelompok ini. Sehingga pada
usia belasan tahun geng ini mampu menarik anak sekolah dan dengan
cepat berkembang di daerah-daerah di Jawa Barat.
Exalt To Coitus tercatat beranggotakan di atas 5.000 orang.
Anggota ini tersebar mulai Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Ciamis, Garut, Tasikmlaya, Sumedang, Cianjur, Subang, hingga
Cirebon dan Kuningan. Sejalan dengan tipe lebah, anggota geng
tersebut selalu kompak bila ada anggotanya yang disakiti anggota
geng lain. Bagaikan lebah, ketika disakiti, mereka terus memburu
musuh-musuhnya yang menggangu kenyaman hidup mereka.
Kami mengakui kalau XTC merupakan geng terbesar di Bandung
dibanding tiga geng lainnya. Kekuatan semakin besar egonya pun
tak ketulungan. Walau geng lain tak menggangu, XTC selalu membuat
masalah, kata sejumlah pentolan geng motor yang menolak ditulis
namanya.
XTC geng motor yang terkuat saat ini. Jumlah anggota semakin
bertambah, sehingga daerah jajahan nya pun semakin luas. Semula
XTC hanya menguasai sejumlah ruas jalan di Kota Bandung mulai
Jalan Peta, Buahbatu, Gatot Subroto dan Jalan Diponogoro. Namun,
belakangan, daerah kekuasaan geng ini semakin bertambah dan mampu
mencaplok daerah Jalan Dago, Pasteur hingga Kiaracondong.
Dengan adanya eksvansi daerah kekuasaan ternyata banyak
menyinggung kewibawaan geng motor lainnya di Kota Bandung .
Buntunya, percikan pertengkaran dan saling serang menyerang terus
terjadi meski harus menumbalkan nyawa anggotanya.
Diakui atau tidak, geng XTC dimusuhi tiga geng lainnya. Ini bukan
impian tapi kenyataan, kata para remaja di Bandung .
Dalam membuat anggota baru, XTC memiliki cara tersendiri. Para
anggota yang datang dari lingkungan sekolah SMP dan SMA selalu
digodok di daerah Lembang selama empat hari untuk mengikuti
training loyalitas.
Polisi jajaran Polwiltabes Bandung mencatat, training loyalitas
yang diterapkan bukan berupa pelajaran sekolah, melainkan berupa
penggojlokan fisik mulai ditendang diinjak dan dipukul.
Penyiksaan ala IPDN terhadap praja lebih ringan dibanding
penyiksdaan di XTC. Dan cuplikan gambar tersebut ada di CD yang
berhasil diamankan Polwiltabes, kata sejumlah anggota polisi.
Yang lebih parah lagi, semua anggota baru yang lulus dalam uji
loyalitas, harus mengikuti tes terakhir ketika mereka pulang ke
rumah. Tes itu berupa mengendarai sepeda motor Lembang-Bandung
tanpa harus menggunakan rem. Latihan ini yang kini terus
dikembang dalam aksi kejahatan perampasan perampokan dan
penyerangan di tengah jalan, kata dia. Anggota XTC memiliki
keunikan tersendiri dalam organisasinya.
Setiap orang mengundurkan diri dari keanggotaanya yang
bersangkutan diharuskan potong jari kelingking. Upacara ini
menandakan kesetiaan seseorang terhadap geng. Luar biasa !
MINUM DARAH ANJING Berbeda dengan geng motor Brigadir Seven
(Briges) dalam merekrut anggota barunya. Tiga doktrin utama
seperti musuhi polisi, lawan orang tua, dan berlaku jahat di
tengah malam terus dikembangkan pada tubuh geng yang semula
beranggotakan siswa SMA 7 Bandung. Terhadap anggota baru,
Komandan Briges terus melakukan uji nyali mulai keterampilan
dalam beraksi hingga mereka diharuskan minum darah anjing dan
ayam. Konon, dua darah ini bisa menubuhhkan rasa berani pada diri
seseorang.
Dengan keberaniannya dalam beraksi, Briges mengalami perkembangan
cukup lumayan. Di bawah bendera negera Jerman bergambarkan
kelelawar hitam, Briges terus mengembangkan sayap dalam dunia
geng hingga mengalami kekuatan kedua setelah XTC.
Dalam dunia pergengan di Bandung , Briges yang berdiri pada tahun
1980-an menempati posisi kedua dan sekaligus musuh bubuyutan XTC.
Beberapa tahun belakangan, Briges berubah arti. Semula Brigadir
Seven, tiba-tiba pada tahun 1999 berubah menjadi Brigadir
Gestapu. Ketika nama Gestapu melekat pada kelompok mereka aksi
brutalnya pun semakin menjadi-jadi. Setiap hari terus tawuran dan
menyerang sekolah-kolah di Bandung . Tak kurang dari seminggu tiga
kali, Beriges selalu bentrok dengan XTC.
Dalam pencaturan wilayah kekuasaan, Briges hanya mengendalikan
beberapa jumlah ruas jalan yang ada di Bandung . Jalan Lengkong
Kecil dan Besar, tempat sekolah mereka berdiri, merupakan daerah
kekuasaan utamanya yang tak bisa diganggu siapapun. Ketika
nyalinya semakin tinggi, Jalan Asia Afrika berhasil diambilalih
termasuk Jalan Sudirman kota Bandung .
Moonraker, geng motor yang beridiri pada tahun 1978. Para pendiri
geng ini merupakan siswa SMA yang ada di Jalan Dago yang
mencintai dunia balapan motor pada waktu itu. Nama geng itu
sendiri diambil dari judul film James Bond yang sedang naik daun
pada waktu itu. Dalam pencaturan jumlah anggota geng ini di bawah
Briges. Kecilnya anggota bukan jadi ukuran dalam dunia kejahatan.
Anggota Moonraker sama saja dengan yang lain, beringas, ganas dan
selalu siap perang pada malam hari. Di bawah naungan bendera
merah putih biru bergambarkan kelelawar, Mounraker mampu berkuasa
di kota ini. Sepanjang Jalan Dago, Dipati Ukur dan Dago pojok
merupakan wilayah kekuasaanya. Belakangan geng ini sering bentrok
dengan XTC menyusul sebagian wilayahnya telah dieksvansi geng
itu.
Grab On Road (GRB) merupakan geng motor paling bontot di Kota
Kembang. Anggota mayopritas anak SMP 2 yang memiliki hobi balapan
setiap malam. Di bawah bendera merah kining hitam, geng tetap
berjalan meski anggotanya hanya sedikit dibanding tiga geng
lainnya.
Daerah kekuasaan mereka sepanjang Jalan Sunda, Sumatera dan
sekitarnya.
Geng ini lamban dalam melakukan perkerutan anggota. Hal itu
tertjadi karena pentolan pengurus masih anak SMP sehingga pola
pegembangan organisasdinya cukup lamban. Kejahatan, jangan
ditanya. Beringasnya sama saja, kata polisi.
INCAR EMPAT GENG Empat geng motor yang terus membuat kisruh di
Bandung nyatanya turut mengundang amarah polisi. Tak
tanggung-tanggung, Kapolrtesta Bandung Tengah AKBP Mashudi
menegaskan empat geng motor itu yang menjadi inacaran kepolisian.
Keempat geng ini incaran kami karena selalu bikin ulah,
tandasnya.
Polisi mengincar geng motor sangat dimalumi. Pasalnya, dalam dua
bulan terakhir tercatat tiga warga tewas sia-sia akibat dibantai
anggota geng motor. Sebut saja Asep siswa SMA tewas dibantai
kemudian mayatnya dibuang ke sungai di Celenyi Kabupaten Bandung .
Kemudian sensi anak SMA tewas dibantai geng motor dan mayatnya
dibuang diselokan daerah margahayu raya. Korban ketiga PNS Kanwil
Bea Cukai Merak Banten
Putu. Korban ini dibantai ketika sedang silaturahmi ke teannya di
Bandung .
Aksi kejahatan yang dilakukan geng motor, lanjut Mashudi, sangat
monoton. Mereka berkelompok menyergap merampas dan menguras
hartanya. Bila melawan korban dihabisi. Geng ini tak mau
bergerak sendirian, tegasnya. Dari fakta yang ada, lanjut dia,
korban warga biasa (diluar anak sekolah) dibunuh ketiuka mereka
melawan. Alasan melakukan pembunuhan sangat enteng yaitu salah
sasaran.
Jika korban menimpa anak SMA itu murni dibantai karena adanya
permusuhan antara geng. Korban terpaksa dibantai karena diduga
menyakiti anggota geng lain, atau mengkhianati geng yang korban
masuki. Pengunglapan sangat a lot karena pelajar yang berhasil
ditangkap selalu tutup mulut untuk ketika ditanya masalah gengnya
itu,.
Berdasar bukti yang ada, anggota geng motor merupakan anak dari
para pejabat yang ada di kota bandung . Melihat status sosial
orang tuanya, ada kesan polisi nampak menutup sebelah mata
terhadap aksi kejahatan geng motor tadi. Namun, Kapolda Jabar
Irjen Pol Sunarko, memberikan sinyal, supaya geng motor yang
berulah diproses secara hukum. Tak peduli anak siapa dan
darimana, kalau bersalah proises sesuai hokum, tegas kapolda
kemarin.
BISA MEMBAHAYAKAN KRIMINOLOG Soedjono, berkomentar blak-blakan
masalah geng motor ini. Dia mengaku blak-blakan atas keburutalan
mereka. Jangan dibiarkan, bisa-bisa nantinya membahayakan!
Geng motor kata dia, merupakan wadah yang mampu memberikan gejala
watak keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari
trend an mode yang sedang berlangsung saat itu. Aksi brutal itu
perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti
bolos sekolah, lama-lama mencuri, merampok dan membunuh.
Lumrahnya jika sudah berani jahat ada indikasi mereka
mengkonsumsi narkoba, kata dia.
Menyikapi masalah ancaman terhadap polisi, demikian Soedjono,
perlu dijadikan alat kaji diri untuk kepolsian. Ancaman mereka
nampaknya serius karena anggota geng mengakui polisi merupakan
penghalang utama dalam melakukan kejahatan. Mereka berlaku jahat
ujung-ujungnya berusurasan dengan polisi. Makanya mereka benci
polisi, tuturnya.
Begitu pun membenci melawan orang tua. Mereka sadar karena masih
sekolah sumber keuangan ada di orang tua. Olehgkarenanya, jika
orang tua tak memberi uang cukup, mereka terpoaksa membenci dan
mengancam orangtuanya tadi. Sedang aksi kejahatan berupa
perampasan dan perampokan, merupakan jalan lain untuk
m,endapatkan penghasilan. Pola piker seperti harus segera
dihentikan,.
Solusi konkret yang perlu ditempuh adalah, kepolisian haruis
konsisten memberantas mereka. Kemudian Dinas pendidikan dan
sekolah harus turut bergandeng tangan dengan polri dalam
meminimalisir aksi kejahatan itu. Jangan ada kesan Diknas cuci
tangan Karen ada polisi. Cuci tangan ini yang membahayakan,
katanya.
TEMBAK DITEMPAT Kebrutalan geng motor bukan saja dirasakan pihak
kepolisian. Warga pun kini mulai merasa gerah akan ulah mereka.
Aksi mereka yang dilakukan tengah malam, membuat rasa takut warga
Bandung untuk jalan-jalan di malam hari. kami merasa tak nyaman
malam hari di bandung . Khawatir geng motor nyerang dan merampas
motor. Olehkarenya kami setuju kalau mereka yang berbuat jahat
tembak ditempat saja
Hal sama diungkapkan tokoh masyarakat wilayah Bandung Timur. H.
Muhamad Husein dengan tegas meminta supaya polisi bertyindak
tegas kepada geng motor ketika melakukan aksi kejahatan. kami
piker tak perlku pusing kalau sudah cukup bukti dan tertanghkap
basah berlaku jahat tembak mati saja, katanya.
Tembak mati atau tembak melumpuhkan, merupakan stimulus jitu
untuk memberikan efek jera pada meraka. Namun, action polisi
mengarah ke penembakan itu belum, ada, sehingga ada kesan polri
sangat menutup mata akan kejahatan geng motor tadi. Geng motor
yang diproses di perngadilan tak akan memberikan efek jera.
Ketika pelaku divonis bebas, rekan-rekannya menyambut dan
mengelu-eluka. Jika anggota geng motor ditangjap dan diadili maka
anggota itu menjadi pahlawan, tegasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)